Gen Z Tidak Bisa Menabung Akibat Gaya Hidup Konsumtif

Gen Z Tidak Bisa Menabung Akibat Gaya Hidup Konsumtif

Gen Z Tidak Bisa Menabung – Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, di kenal sebagai generasi yang sangat melek teknologi dan sering kali di anggap sebagai konsumen aktif dalam berbagai tren. Meskipun mereka memiliki potensi besar dalam hal penghasilan dan kreativitas, banyak dari mereka yang mengeluhkan kesulitan dalam menabung. Salah satu kebiasaan yang sering menjadi faktor penyebab adalah gaya hidup konsumtif, terutama kebiasaan membeli kopi. Lantas, apa yang membuat generasi ini kesulitan menabung meskipun mereka berpotensi memiliki penghasilan yang cukup? Artikel ini akan membahas alasan utama di balik fenomena ini.

Kebiasaan Membeli Kopi Gaya Hidup Konsumtif

Salah satu kebiasaan yang paling mencolok di kalangan Gen Z adalah membeli kopi di kafe atau kedai kopi setiap hari. Dalam kehidupan sehari-hari, membeli kopi sepertinya menjadi rutinitas yang tidak bisa di hindari, baik untuk menemani bekerja, belajar, atau sekadar bersosialisasi. Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk membeli kopi dari kedai ketimbang membuatnya sendiri di rumah.

Meskipun tampaknya hal ini sepele, kebiasaan membeli kopi bisa menjadi penghambat terbesar dalam menabung. Jika di hitung, biaya untuk membeli kopi setiap hari dapat mencapai angka yang signifikan dalam sebulan. Misalnya, jika seorang Gen Z menghabiskan sekitar Rp. 30.000 per hari untuk kopi dalam sebulan itu sudah mencapai Rp. 900.000. Jumlah ini belum termasuk pengeluaran lainnya, seperti makan di luar, belanja online, atau berbagai aktivitas konsumtif lainnya yang sering di abaikan.

Gaya Hidup Instant dan Konsumtif

Gaya hidup yang serba cepat dan instan juga berperan besar dalam kebiasaan konsumtif ini. Dengan kemudahan akses yang di miliki oleh generasi Z dari aplikasi pengiriman makanan dan minuman hingga pembelian online yang hanya membutuhkan beberapa klik mereka cenderung membeli sesuatu dengan cepat tanpa memikirkan jangka panjang. Tidak hanya kopi, tetapi juga barang-barang fashion, gadget  terbaru, atau makanan yang tidak terencana, menjadi bagian dari pola belanja mereka.

Faktor sosial juga turut mempengaruhi pola hidup konsumtif ini. Generasi Z cenderung terpapar pada kehidupan orang lain melalui media sosial. Yang menampilkan gambar-gambar gaya hidup mewah dan konsumsi yang sering kali tidak realistis. Tekanan untuk mengikuti tren atau sekadar merasa “cukup” dengan cara membeli barang-barang tersebut menyebabkan mereka menghabiskan lebih banyak uang untuk hal-hal yang sebenernya tidak terlalu penting.

Pengaruh Media Sosial Terhadap Pengeluaran

Media sosial memainkan peran penting dalam kebiasaan belanja Gen Z. Melalui platfrom seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, mereka sering kali terpapar pada iklan dan promosi yang mendorong mereka untuk membeli produk tertentu. Influencer atau selebriti media sosial yang memperlihatkan gaya hidup mewah dan konsumtif sering kali menjadi faktor pendorong bagi Gen Z untuk mengikuti jejak merka.

Dengan terus-menerus melihat orang lain yang tampaknya hidup mewah atau membeli barang-barang terbaru, muncul rasa yang mendorong mereka untuk menghabiskan uang tanpa mempertimbangkan apakah itu benar-benar di butuhkan atau tidak. Ini menyebabkan kebiasaan belanja yang implusif dan membuat mereka lebih sulit untuk menabung.

Kesulitan Gen Z dalam menabung bukan hanya di pengaruhi oleh gaya hidup komsumtif dan kebiasaan membeli kopi, tetapi juga oleh kurangnya pengetahuan tentang perencanaan keuangan dan pengaruh media sosial. Namun, dengan kesadaran dan kebiasaan yang lebih baik dalam mengelola uang, mereka dapat mulai membangun dasar kauangan yang kuat.

Baca Juga: Membangun Rasa Percaya Diri Anak Saat Remaja, Bagaimana Caranya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *